LEWOLEBA, PADMAIndonesia.id– PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA) dan Yayasan Anton Enga Tifaona berkolaborasi dengan DAEMETER dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menggelar kegiatan sosialisasi Program Menanam Malapari (Mama)-Panen Porang (Papa), bertempat di Kantor Camat Wulandoni, (Minggu 1/10/2023).
Usai berdiskusi dengan pemerintah daerah Kabupaten Lembata yang diwakili sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali, CEO PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA), Alexander Bala Tifaona, kepada media mengatakan alasan mendorong Program “Mama-Papa.”
“Mengapa Malapari ini perlu ditanam, karena kita sedang menghadapi dua isu,” kata Alex.
Isu yang pertama, terang Alex, mengenai perubahan iklim.
“Jadi, salah satu cara untuk menyelamatkan isu perubahan iklim yakni dengan menanam malapari. Kenapa malapari, karena malapari salah satu tanaman bio energi yang menurut hasil riset mengatakan potensinya cukup bagus,” terang Alex.
Di Lembata ini, kata Alex, tanaman malapari sudah ditemukan hampir di seluruh daerah pesisir pantai.
“Itu yang kami maksud dengan program ‘Mama-Papa’ tadi. Kenapa menanam malapari panen porang? Porang ini adalah salah satu inisiatif dari kami (kakak-adik), bagaimana sambil masyarakat menunggu hasil panen malapari itu, yang mereka punya hari ini adalah porang, biar kami yang bantu membeli, bantu olah dan kita jual dalam bentuk kripik porang,” ucap Alex Tifaona.
Dukungan Pemda Lembata
Setelah mendengar laporan dari CEO PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA), Alexander Bala Tifaona bersama tim, sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali mengatakan bahwa secara kebijakan pemerintah sangat mendukung.
“Saya yakin pemerintah sangat mendukung karena ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat kita,” tegas sekda Paskalis.
Selama ini, kata Sekda Paskalis, masyarakat diberi program dan menu-menu kegiatan yang menguras dana dan tenaga.
“Hulunya bagus, tetapi hilirnya tidak ketemu. Ternyata hari ini BATARA sudah memberi jaminan bahwa kita menanam malapari tetapi untuk jangka pendek, namun kita bisa panen porang,” jelas Sekda Paskalis.
Sementara itu, konsultan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, Dr. Maria Ratnaningsih dari DAEMETER, mengatakan bahwa Program “Mama-Papa” hendaknya dapat dimanfaatkan masyarakat Lembata untuk bekerja lebih semangat dengan adat dan budaya gotong-royong turun-temurun pada Masyarakat Lembata.
“Diharapkan, Program ini dapat membantu masyarakat menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan demi masa depan anak-cucu, seperti pesan orang tua, Mama Papa,” pungkasnya.