KOMPAK Indonesia Sebut Penunjukan Penjabat Gubernur NTT sebagai Pelecehan Terhadap Lembaga DPRD NTT

KUPANG, PADMAIndonesia.id– Penunjukan Ayodhia Kalake menjadi Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan pelecehan terhadap lembaga DPRD NTG oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Mendagri Tito Karnavian.

Demikian sorotan itu diutarakan Ketua Koalisi Masyarakat untuk Pemberantasan Korupsi (KOMPAK) Indonesia, Gabriel Goa, dalam keterangan resmi, Minggu (3/9/2023).

Menurut Gabriel, nama Ayodhia Kalake bukan usulan dari DPRD NTT.

“Di sini memperlihatkan secara jelas dan transparan bahwa usulan DPRD NTT masuk tong sampah. Mengapa Negara ini mengabaikan aspirasi rakyat NTT yang diwakili oleh Lembaga DPRD NTT? Mengapa Negara mengangkangi aspirasi rakyat NTT?” kata Gabriel.

Gabriel mengatakan, Ayodhia Kalake selama ini dikenal publik sebagai (orang dekat) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) bahkan diangkat sebagai Sesmenko Marves, di mana LBP sebagai Menteri.

Mejurut Gabriel, pernyataan beberapa pimpinan DPRD NTT yang pasrah tanpa perlawanan, memperlihatkan bahwa lembaga DPRD NTT ibarat macan ompong.

Bahkan, kata Gabriel, selama ini Ayodhia Kalake belum pernah terlibat aktif dalam kegiatan warga Diaspora NTT, apalagi peduli terkait permasalahan di NTT.

Gabriel menegaskan, apabila Presiden Jokowi tetap memaksakan kehendaknya melantik Ayodhia Kalake menjadi Penjabat Gubernur NTT pada tanggal 5 September 2023, maka tugas berat yang harus dilaksanakan Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake, yakni;

Pertama, melakukan pencegahan dan penanganan NTT sebagai daerah Darurat Perdagangan Manusia (Human Trafficking) melalui revitalisasi Pergub Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO, mengacu pada Perpres Nomor 49 Tahun 2023 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO.

Kedua, seger membangun Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK) dan LayananTerpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia (LTSA PMI) untuk mencegah migrasi ilegal rentan Human Trafficking.

Ketiga, melakukan kerjasama dengan KPK RI, BPK RI dan BPKP RI untuk melakukan audit investigatif terhadap Bank NTT, BUMD Pemprov NTT dan proyek-proyek mangkrak di NTT dan jika ditemukan adanya kerugian negara maka segera tangkap dan proses hukum Pelaku dan Penikmat Korupsi Berjamaah NTT.

Keempat, melibatkan Lembaga-Lembaga Pendidikan Vokasi Profesional di NTT seperti Sekolah Hotel Sumba untuk mempersiapkan SDM NTT yang unggul go nasional dan internasional berjejaring dengan semua misionaris asal NTT yang tersebar di seluruh dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *