Solidaritas untuk 6 ABK WNI yang Hilang, APMI SKP Apresiasi Upaya Otoritas Jepang dan Kemenlu RI

JAKARTA, PADMAIndonesia.id– Asosiasi Pekerja Migran Indonesia Sektor Kemaritiman dan Perikanan (APMI SKP) menanggapi tragedi tenggelamnya Kapal Ikan Taiwan Sin Chang Fa nomor 88 sejak Minggu (5/3/2023) di perairan Jepang dan hilang 7 Anak Buah Kapal (ABK), termasuk 6 ABK asal Indonesia.

Pendiri dan Ketua Dewan Pembina APMI SKP, Gabriel de Sola, dalam keterangan resmi, Selasa (7/3/23), menyinggung tragedi serupa yakni hilangnya 7 ABK Indonesia di Perairan Maritius, yang hingga saat ini belum ditemukan.

Terpanggil berbelarasa dan bersolider dengan sesama Pekerja Migran Indonesia di Sektor Kemaritiman dan Perikanan, maka APMI SKP menyatakan dukacita yang mendalam atas meninggalnya ABK dalam tragedi tenggelamnya kapal ikan yang mereka awaki.

“Kami mendukung total upaya serius Otoritas Jepang yang terus mencari keberadaan 6 ABK lainnya yang masih belum ditemukan,” dukung Gabriel.

Selain itu, kata Gabriel, pihaknya mendukung Kementerian Luar Negeri, khususnya Direktorat Perlindungan WNI dan Perwakilan RI di Jepang dan Taiwan untuk berkoordinasi dengan pihak Otoritas Jepang dan pemilik kapal ikan di Taiwan agar berkolaborasi mencari dan menemukan 6 ABK yang hilang.

“Atas nama solidaritas kemanusiaan, kami memdukung upaya-upaya kemanusiaan, termasuk pemenuhan hak-hak mereka seperti gaji, asuransi dan hak-hak lainnya,” pinta Gabriel.

Diberitakan detik.com, sebuah kapal pencari ikan dilaporkan tenggelam di perairan Jepang sejak Minggu (5/3) waktu setempat.

Sedikitnya tujuh Anak Buah Kapal (ABK), termasuk enam orang yang berkewarganegaraan Indonesia (WNI), masih hilang dalam insiden itu.

Seperti dilansir AFP, Senin (6/3/2023), juru bicara Otoritas Penjaga Pantai Jepang, Keisuke Nakao, menyebut sebuah kapal patroli Angkatan Udara Jepang menemukan keberadaan kapal pencari ikan yang terbalik dan hanyut itu di perairan sebelah utara Kepulauan Senkaku, sejak Minggu (5/3) sore.

Nakao menambahkan bahwa tujuh ABK kapal pencari ikan itu terdiri atas seorang warga Taiwan dan enam warga Indonesia (WNI). Semuanya dinyatakan hilang dalam insiden itu.

Ditegaskan Nakao bahwa pihak Penjaga Pantai Jepang terus melanjutkan pencarian terhadap tujuh ABK yang hilang itu.

“Kami telah menyisir daerah itu dengan kapal-kapal patroli dan helikopter sejak menerima informasi (dari Angkatan Bersenjata Maritim) pada Minggu (5/3) sekitar pukul 13.30 waktu setempat,” tutur Nakao dalam pernyataannya.

Disebutkan juga oleh Nakao bahwa otoritas Jepang berkoordinasi dengan mitra-mitranya di Taiwan, yang juga mengklaim Kepulauan Senkaku, dalam upaya pencarian ABK yang hilang. Selain Jepang dan Taiwan, China juga menyebut pulau tak berpenghuni itu sebagai Kepulauan Diaoyu.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengonfirmasi dalam pernyataannya bahwa kapal yang terbalik dan tenggelam itu merupakan sebuah kapal pencari ikan yang terdaftar di Taiwan.

Otoritas Taipei menduga kapal itu terbalik dan tenggelam saat berlayar di dekat salah satu pulau di Kepulauan Senkaku.

“Pusat Komando Penyelamatan Nasional telah menghubungi kapal penangkap ikan milik Taiwan di dekat lokasi insiden itu untuk membantu pencarian. Penjaga Pantai Taiwan dan Jepang juga mengerahkan kapal-kapal untuk pencarian dan penyelamatan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *