ENDE, PADMAIndonesia.id– Transformasi di bidang Pendidikan terus membawa dampak signifikan seiring tuntutan implementasi Kurikulum Merdeka secara Nasional yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Anwar Makarim.
Dampak konkrit penerapan dan implementasi Kurikulum Merdeka melalui Gerakan Merdeka Belajar diakui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Kabupaten Ende, Malthidis Mensi Tiwe.
Kadis Mensi Tiwe menerangkan bahwa capaian Program Kurikulum Merdeka dan Gerakan Merdeka Belajar didukung oleh beberapa Platform penting; meliputi inovasi teknologi, pembiayaan pendidikan, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP), pembelajaran dan literasi, serta perencanaan berbasis data.
“Dalam setiap proses menerapkan Kurikulum Merdeka dan komitmen kolaborasi mengimplementasikan Merdeka Belajar, pada titik ini dapat disimpulkan bahwa INOVASI menjadi kata kunci dalam mentransformasi pendidikan nasional,” ungkap Kadis Mensi kepada media ini, Sabtu (25/2/2023).
Kadis Mensi yang dijuluki “Kadis Penggerak” itu mengaku, di tengah situasi Pandemi Covid-19 dan adaptasi tuntutan perubahan Kurikulum Merdeka secara nasional, ia menyadari bahwa tanggung jawab besar yang diembannya dalam memajukan Pendidikan di Kabupaten Ende didukung oleh komitmen kuat Pemerintah Daerah (Bupati dan Wakil Bupati, red) dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan Program Merdeka Belajar.
“Ini tanggung jawab yang tidak mudah. Namun dengan semangat kolaborasi, kami memulai Misi Bersama untuk mewujudkan Visi Besar menuju ‘Ende Pintar, Ende Juara, Ende Berbudaya’. Kami terus berjuang, bergerak maju dengan spirit kolaborasi, kerjasama dan komitmen untuk terus mendorong inovasi dan kreativitas di setiap satuan pendidikan,” ungkap Kadis Mensi.
Kadis Mensi menjelaskan bahwa saat ini ruang inovasi dan kreativitas secara konkrit tercermin melalui Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah dibuktikan melalui aneka hasil karya para siswa dari Sekolah-Sekolah Penggerak berkat bimbingan dan dampingan para Guru Penggerak.
“Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar sungguh menjadi Lokomotif Transformasi Pendidikan, baik untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) maupun bagi para peserta didik. Sungguh, metode dan platform Pembelajaran yang memerdekakan,” kesan Kadis Mensi.
Peningkatan Kualitas
Selain merasa bangga atas berbagai capaian hingga saat ini, Kadis Mensi terus mendorong peningkatan Kualitas Pendidikan di setiap sektor penting, termasuk penguatan kapasitas dan kompetensi para Guru Penggerak dan Sekolah-Sekolah Penggerak melalui Platform Pendidikan Digitalisasi, dan peningkatan Literasi hingga menjangkau setiap Satuan Pendidikan.
“Kualitas dan kompetensi menjadi salah satu indikator penting di era kompetisi (persaingan). Dengan nada optimis, kami selalu termotivasi untuk siap bersaing dan menunjukkan jati diri bahwa ‘ENDE BISA’,” ujar Kadis.
Kadis Mensi menyadari bahwa untuk mendukung Program Digitalisasi Sekolah, masih terdapat beberapa kendala terkait perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan akses jaringan telekomunikasi.
“Dengan nada bangga dan optimis, saya harus mengatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun panen. Dalam nuansa kompetensi, 333 SD dan 92 SMP siap memamerkan hasil karya mereka, buah dari Merdeka Belajar,” ujarnya bangga.
Safari Literasi; Transformasi Berbasis Karakteristik
Membangun karakteristik ‘Ende Berbudaya’ menjadi salah satu role project dari tranformasi Pendidikan yang kini digalakkan.
Merespon harapan dan misi bersama “Membumikan Pancasila” di bumi Pancasila Ende, Kadis Mensi berkomitmen bahwa sektor Pendidikan akan menjadi salah satu pintu masuk.
“Ke depan, kami akan mengagendakan ‘Safari Literasi’ untuk setiap satuan Pendidikan. Para pendidik dan terutama peserta didik akan dibekali dengan literasi sejarah yang ada di Ende; seperti Museum, Taman Renungan Bung Karno, Situs Sejarah, Makam para Pahlawan, Seribu Gambar Burung Garuda, serta tempat bersejarah lainnya,” komit Kadis yang dikenal energik dan komunikatif itu.
Menurut Kadis Mensi, kegiatan “Safari Literasi” selain sebagai wujud Membumikan Pancasila di Bumi Kelimutu Ende, juga secara implisit akan membentuk karakter generasi untuk selalu merasa bangga, tanggung jawab merawat, mencintai dan merasa memiliki warisan-warisan luhur sejarah.
“Membumikan Pancasila tidak semata menghafal teori, namun terutama bagaimana mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam hidup sehari-hari. Sejalan dengan Visi menuju ‘Ende Berbudaya’, maka sudah saatnya Pendidikan juga menyentuh aspek karakteristik kearifan lokal Ende sehingga mampu membentuk karakter dan moral setiap generasi bangsa,” lugasnya.
Kadis Mensi berharap, kegiatan “Safari Literasi” semakin membuka ruang kolaborasi lintas sektor sehingga implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar semakin diperkaya sesuai karakteristik daerah.
“Secara formal, tentu ada Platform yang wajib diterapkan sebagai indikator standar. Namun, konteks tranformasi Pendidikan akan semakin diperkaya melalui aneka inovasi, kreativitas dan optimalisasi potensi yang dimiliki,” imbuhnya.
Kadis Mensi yang sering menularkan spirit positif melalui motivasi itu, mengajak segenap elemen untuk terus mendukung gerakan Pendidikan demi masa depan generasi bangsa yang lebih baik.
“Kita pasti hidup baik. Namun dengan Sekolah, kita hidup jauh lebih baik,” tutup Kadis Mensi terinspirasi sebuah ungkapan bahasa Latin: “Non schole, sed vitae discimus” (kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup).